Jurnalis : Johar Hasibuan
Redaksi : Azzamtvjabar.com
Azzamtvjabar.com | Karawang - Dibawah terik matahari Sabtu siang, suara sepatu berdecit dan pukulan raket bergema di lapangan GOR Panatayuda, Karawang. Raut wajah serius namun penuh semangat tampak dari anak-anak usia belasan tahun, datang dari berbagai penjuru Indonesia.
Mereka bukan sekadar datang untuk menang, tetapi membawa harapan untuk keluarga, untuk masa depan, dan untuk negeri.
Kejurnas Tenis Junior TDP ITMC 2025 resmi dibuka, diikuti 200 atlet muda dari 65 kabupaten dan kota. Tak hanya dari kota besar, tapi juga dari daerah-daerah yang jarang terdengar namanya. Ada yang datang dari Aceh, menempuh perjalanan panjang selama dua hari. Ada pula yang berasal dari Musi Banyuasin dan pelosok Kalimantan, dengan harapan bisa tampil dan dilihat.
“Siapa tadi, yang baru datang. Semalam pak pukul 1 malam, baru datang dari Banyuasin," ujar Irawati moried, dalam sambutannya.
Turnamen ini bukan sekadar ajang kompetisi. Ia menjadi simbol bahwa setiap anak dari kota besar hingga desa terpencil punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan bersinar. Dengan 22 kategori yang dipertandingkan berdasarkan usia, Kejurnas ini jadi panggung untuk menunjukkan bahwa kerja keras, bukan asal-usul yang menentukan.
Kepala Kejaksaan Negeri Karawang Syaefuloh menegaskan pentingnya pembinaan atlet sejak usia dini. “Kita ingin talenta muda ini mendapat tempat. Bukan hanya untuk olahraga, tapi untuk masa depan mereka sebagai pribadi yang tangguh dan berintegritas.”
Di sela pertandingan, para atlet juga nantinya akan diajak menikmati destinasi wisata lokal. Sebuah cara cerdas yang dilakukan penyelenggara, Irawati Moerid mantan atlet nasional yang memahami betul bagaimana pertandingan juga bisa menjadi perjalanan hidup. “Mereka tidak hanya pulang dengan hasil pertandingan, tapi juga pengalaman berharga,” ujarnya.
Sinergi antara olahraga dan pariwisata ini memberi warna baru. Karawang tak hanya jadi tempat bertanding, tapi juga tempat dikenang. Tempat dimana mimpi-mimpi kecil mulai tumbuh dan harapan orang tua menjadi nyata.
Kejurnas ini mungkin hanya berlangsung beberapa hari. Tapi semangat yang dibawanya akan bertahan jauh lebih lama. Di setiap pukulan raket, tersimpan doa, kerja keras, dan keyakinan bahwa anak-anak ini sedang melangkah menuju masa depan yang lebih baik.
Karawang tahun ini bukan sekadar tuan rumah Kejurnas. Ia menjadi rumah bagi harapan yang datang jauh-jauh, melintasi pulau, demi satu tujuan: percaya bahwa mimpi itu mungkin.
Jika ingin tambahan kutipan emosional dari atlet atau orang tua, atau ingin versi ini dibagi menjadi beberapa subjudul untuk artikel panjang, saya siap bantu lanjutkan. (RJH)
0 Komentar