Jurnalis : Yana
Editor : Redaksi
Azzamtvjabar.com | Karawang - Mahasiswa Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu lingkungan dengan menciptakan serta menerapkan alat Incinerator sederhana sebagai solusi penanganan sampah rumah tangga di Desa Pulojaya, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Kegiatan ini berlangsung selama program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dimulai pada 14 Juli dan akan berakhir pada 15 Agustus 2025, di desa Pulojaya yang merupakan salah satu wilayah yang masih menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah, yang dimana kebanyakan sampah rumah tangga dibakar secara terbuka atau dibuang sembarangan, yang berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa UBP Karawang yang tergabung dalam tim KKN mengambil inisiatif untuk membuat alat Incinerator sederhana namun fungsional sebagai solusi alternatif.
"Masalah sampah di sini cukup mengkhawatirkan. Warga belum memiliki sistem pengelolaan yang baik dan ini berpotensi menimbulkan dampak lingkungan yang besar di masa depan. Kami ingin memberikan solusi yang bisa diterapkan secara mandiri oleh masyarakat," jelas ketua tim KKN UBP Karawang, Wisnu Aldy Rohmansyah, Jumat (1/8/2025).
Di katakan Wisnu, desain dan fungsi alat Incinerator yang dikembangkan dibuat dari bahan dasar drum besi bekas yang dimodifikasi sedemikian rupa. Bagian bawah drum dilengkapi dengan lubang sirkulasi udara untuk mempercepat proses pembakaran, serta penyangga yang kokoh untuk menjaga stabilitas.
"Selain itu, Incinerator ini dirancang dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan efisiensi. Alat ini mampu membakar sampah secara lebih terkendali, mengurangi polusi asap, dan meminimalkan bau tidak sedap dibandingkan pembakaran terbuka yang umum dilakukan," ungkapnya.
Wisnu menambahkan, pelaksanaan dan edukasi masyarakat selama pelaksanaan program, para mahasiswa tidak hanya membangun alat Incinerator, tetapi juga aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sekitar.
"Kegiatan ini mencakup pelatihan penggunaan alat, penyuluhan tentang pentingnya pemilahan sampah, serta cara membakar sampah dengan lebih ramah lingkungan. Antusiasme warga sangat tinggi. Mereka sangat terbuka untuk belajar dan ikut terlibat dalam proses pembuatan hingga uji coba alat ini. Harapan kami, setelah KKN selesai, alat ini tetap digunakan dan menjadi kebiasaan baru dalam pengelolaan sampah di desa," ujar salah satu mahasiswa peserta KKN.
Wisnu merasa bersyukur, kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari aparat desa setempat. Kepala Desa Pulojaya menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif para mahasiswa UBP Karawang yang telah hadir langsung memberikan solusi nyata.
"Kami sangat berterima kasih atas kehadiran adik-adik mahasiswa. Alat ini sangat bermanfaat, apalagi kami memang belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk perubahan di desa kami," tutur Kepala Desa Pulojaya saat peresmian alat Incinerator, dampak dan harapan kedepan.
Wisnu berharap, dengan adanya alat Incinerator ini diharapkan Desa Pulojaya bisa lebih mandiri dalam menangani permasalahan sampah. Para mahasiswa juga berharap, program ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain yang memiliki permasalahan serupa.
Program KKN UBP Karawang di Desa Pulojaya tidak hanya menekankan aspek teknis dalam penyelesaian masalah, tetapi juga membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Proyek ini membuktikan bahwa solusi yang sederhana dan tepat guna bisa membawa perubahan nyata, apalagi jika didukung oleh semangat kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat," tandasnya.
Program ini akan resmi ditutup pada 15 Agustus 2025 dengan kegiatan seremonial bersama perangkat desa, warga, dan pihak kampus. Dalam acara penutupan nanti, direncanakan juga adanya penyerahan alat secara simbolis kepada pemerintah desa dan komitmen bersama untuk menjaga keberlanjutan program.
Dengan semangat gotong-royong dan inovasi, mahasiswa UBP Karawang telah memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup di pedesaan.
Semoga langkah kecil ini menjadi awal dari perubahan yang lebih besar. (Yana)
0 Komentar